Sweetest Nightmare

Berani Bermimpi adalah Berani Mengambil Risiko dan Kesempatan

Gresik #1. Panic!


Aku mudun endi*?” sms bernada gusar saya kirim.
“By pass Krian trus naik angkot ke Gresik.”

Hmm....oke..sepertinya bukan hal sulit dilakukan oleh seorang saya yang sudah biasa keluyuran kemana-mana (bahkan kadang tanpa ada tujuan yang pasti)..hahaha...

The trip begin!

Demi menemani ponakan semata wayang (karena ponakan alias nephew kandung saya baru satu) yang sedang dirawat di sebuah rumah sakit swasta di Gresik, saya melakukan perjalanan yang belum saya lakukan sebelumnya. Ini pernyataan agak lebay, karena seperti yang saya bilang di awal bahwa saya sangat ‘doyan’ keluyuran.

Baiklah...Naik bis jurusan Surabaya, bis yang sudah biasa saya naiki sejak awal kuliah 6 tahun yang lalu. Pemberhentian saya adalah by pass Krian yang akan saya lanjutkan dengan naik angkot ke Gresik. Ketika sudah mulai masuk ke angkot yang kosong melompong, saya tiba-tiba galau dan panik, karena biasanya angkot baru akan berangkat kalau penumpang sudah penuh. Wah, alamat menjamur menunggu sendirian (tepuk jidat!)

Akhirnya mengobrollah saya dengan tukang ojek di dekat angkot itu parkir. Bertanya macam-macam, mulai dari bagaimana saya bisa mencapai rumah sakit yang saya maksud, hingga tawar menawar harga untuk ke rumah sakit tersebut. Tapi setelah menunggu beberapa waktu akhirnya ada beberapa penumpang masuk ke angkot, dan angkot pun meninggalkan pangkalannya. Setibanya di sebuah daerah (Swear! Saya tidak pernah ke sana dan tidak tahu daerah itu ada di belahan bumi mana), supir angkot menyuruh saya pindah ke angkot yang tidak searah dengan angkot yang saya naiki pertama tadi (Gawat! Lagi-lagi tepuk jidat). Ya sudahlah...saya ikut angkot itu dan ternyata beberapa penumpang minta di antar samapi ke depan rumah mereka (angkotnya dicarter).

Saya panik! Saya belum pernah se-panik ini saat keluyuran. Saya benar-benar buta arah, buta peta. Tapi tangan saya tak lepas dari memegang ponsel dan bersms dengan kakak dan teman-teman yang sekiranya mengerti rute yang harus saya tempuh. Yup..sedikit menenangkan.

Jalan terakhir yang saya tempuh adalah meminta supir angkot untuk menurunkan saya di pangkalan angkot berikutnya dan saya akan berganti naik kendaraan lain yang lebih nyaman.

Hmm... kira-kira naik apa enaknya??


to be continued-.....



* "Aku turun mana?" 



0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Mereka yang Mampir

Translator

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Guess House

free counters

Popular

Clock

Meeting Room

About Me

Foto Saya
Asmara Nengke
Solo, Indonesia
Not too simple, just unique, extraordinary and limited-edition. Others' big words mean nothing to me.
Lihat profil lengkapku

Kanca-Kanca

Talk to Me

Up to Date