Sweetest Nightmare

Berani Bermimpi adalah Berani Mengambil Risiko dan Kesempatan

Gresik #2. Hospitalized!


Setelah naik angkot tidak jelas (karena saya yang buta peta dan buta arah), akhirnya saya turun di pangkalan angkot dan merasa benar-benar lega. Saya bertanya pada ibu penjual mie ayam di pinggir jalan, di mana pangkalan ojek. Ahaa! Pangkalan ojek ada di seberang jalan agak ke sana (maaf, saya benar-benar tidak tahu arah mana itu). Setelah tawar menawar harga, akhirnya seorang pak ojek mau mengantarkan saya ke rumah sakit di mana ponakan saya dirawat.
Alhamdulillah!

Awalnya saya kira perjalanan sudah dekat, ternyata masih lumayan jauh. Hmm.. pantas saja pak ojek yang tadi (pengojek pertama di pangkalan ojek yang tawar-menawar harga dengan saya) minta ongkos yang mahal selangit. Baiklah, akhirnya saya tiba di rumah sakit dengan selamat sentosa.
Alhamdulillah!

Sampai di rumah sakit harus bertanya berkali-kali untuk bisa sampai di paviliun anak.

Akhirnya saya menemukan Paviliun Anak, Ruang Parkit, nomor 210. Begitu masuk ruang rawat, saya melihat ponakan saya sedang duduk di atas tempat tidur, bermain beberapa replika binatang ditemani mamanya dan neneknya (ibu mertua kakak saya). Hati saya agak miris melihat bocah berumur 1,1 tahun itu tangannya terlilit kasa putih dan tersambung dengan selang infus yang tergantung pada ‘standar infus’ (istilah untuk tiang penggantung cairan infus). Tapi dia sama sekali tidak seperti bocah yang sedang sakit. Meski memang agak pucat, tapi dia selalu ceria dan bermain seperti biasa.

Dan yang membuat saya terharu (bahagia, bangga, bercampur sedih juga) dia tidak pernah sekali pun menarik selang infus yang menancap di pergelangan tangannya. Tapi sayang sekali, selama sakit, dia tidak mau ditinggal mamanya. Bahkan ketika mamanya ke kamar mandi, dia akan merengek mencari mamanya. Yah, mungkin efek dari badan yang terasa tidak  nyaman.

Selepas maghrib, kakak saya datang. Kakak saya ini bekerja di Pandaan dan sebenarnya keluarga mereka sudah tinggal di Pasuruan, tapi karena sakit maka si kecil dijemput kakeknya untuk dibawa berobat di dokter anak di Gresik.
Kami (saya dan kakak saya) malam itu tidur di lantai rumah sakit yang dingin ditambah dengan suhu AC yang juga sangat dingin. Malam itu, ponakan saya menangis sepanjang malam. Tiap 30 menit, dia terbangun dan merengek. Mungkin karena tidak nyaman dengan infus yang tertancap di pergelangan tangannya.

------------------

Keesokan harinya, kakak saya berpesan pada istrinya (sebelum berangkat kerja) untuk minta pulang hari itu juga. Kakak saya bersikeras apapun yang terjadi anaknya harus pulang hari itu juga. Kakak meara merasa tidak tega pada anaknya yang semalam benar-benar tak bisa tidur. Setelah diperiksa dokter, ternyata keadaan sudah membaik dan infus bisa dilepas setelah menghabiskan kantong terakhir. Tapi tetap belum boleh pulang, baru boleh pulang besok.

Pasien yang sekamar dengan kami, akhirnya pulang. Kami berpindah ke bagian kamar yg telah ditinggalkan, karena bagian kamar tersebut lebih luas dan agak jauh dari AC.

Setelah kami pindah, ternyata ada pasien baru yang masuk, seorang gadis kelas 1 SD yang terkena demam berdarah. Gadis itu tidak mau makan dan minum selama sakit, sampai akhirnya selalu dibentak-bentak oleh ibunya.
Haduh! Miris sekali! Si ibu sangat ingin anaknya segera sembuh, maka si anak terus dipaksa makan dan minum. Sedangkan si anak memang pada dasarnya tidak suka makan dan minum banyak.

Ketika darahnya diambil untuk diperiksa trombositnya, si gadis menjerit dan menangis kesakitan. Ketika anaknya menjerit dan menangis kesakitan, si ibu pun juga terdengar menangis sambil terus menenangkan anaknya. Itulah cinta ibu!

---------------------

Hari terakhir di rumah sakit!

Hampir saja saya memutuskan pulang hari itu juga, karena merasa tidak nyaman jika harus tinggal di rumah mertua dan kakak ipar kakak saya. Tapi saya masih ingin merawat ponakan saya.

Akhirnya dengan berat hati, saya ikut pulang ke rumah mertua kakak saya, meski tanpa kakak saya.

Apa yang terjadi di rumah sana ya?



to be continued-.....



She never quite leaves her children at home, even when she doesn't take them along.  
~Margaret Culkin Banning~




0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Mereka yang Mampir

Translator

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Guess House

free counters

Popular

Clock

Meeting Room

About Me

Foto Saya
Asmara Nengke
Solo, Indonesia
Not too simple, just unique, extraordinary and limited-edition. Others' big words mean nothing to me.
Lihat profil lengkapku

Kanca-Kanca

Talk to Me

Up to Date