Sweetest Nightmare

Berani Bermimpi adalah Berani Mengambil Risiko dan Kesempatan

Naughty

Obrolan bermula saat saya mengusulkan pada ibu untuk membelikan Evander seekor kucing. Niat saya adalah supaya dia mau sedikit diam di rumah, tidak selalu mengajak mamanya jalan-jalan keluar rumah. Kami yang di sini sampai terheran-heran bagaimana bocah kecil itu punya energi yang tidak bisa habis dan mengajak mamanya jalan-jalan sepanjang hari, samapi mamanya kelelahan bahkan sempat hampir pingsan. Pikir saya, Evander yang sangat suka kucing, akan mau sedikit duduk manis di rumah. Lalu bapak dan ibu menimpali dengan kalimat yang hampir bersamaan, bahwa kesukaan pada kucing itu menurun dari papanya (kakak saya).

“Kaos kucingnya itu yang dulu dipakai saat foto bareng kamu. Kamu masih bayi itu.”
“Iya. Aku lho ingat momen itu. Ingatan pertama yang aku ingat.”

Bapak dan ibu selalu heran ketika saya bilang bahwa saya benar-benar masih ingat momen difoto bersama kakak itu, padahal saat itu saya masih bayi (bukan balita lho). Lalu obrolan kami berlanjut seputar apa saja yang menarik dari masa kecil saya. Dan setiap kali satu kejadian terungkap, ibu selalu mengucapkan kalimat “Kamu itu nakal waktu kecil” sambil terkekeh-kekeh.

Saya suka sekali saat mengenang masa kecil seperti saat ini...saya memang nakal sekali ternyata waktu kecil...hehehe... Nakal yang lebih pada rasa ingin tahu anak kecil. Yang paling disebut nakal oleh ibu saya adalah ketika saya memasukkan karet hijau ke dalam adonan es lilin (dulu ibu saya penjual es lilin juga) yang berwarna merah muda. Saya selalu terkekeh bahagia saat ibu mengulang cerita itu dan saya selalu membela diri bahwa saya sedang membantu ibu membungkus es lilin.

Di antara semua hal masa kecil saya, yang paling membanggakan adalah ketika imunisasi, saya maupun kakak saya tidak pernah menangis meski disuntik ataupun ketika harus minum vitamin atau obat yang pahit sekalipun. Dan itu sempat menurun pada Evander, ketika bayi dulu Evander tidak pernah menangis ketika disuntik imunisasi. Entah sekarang, saya belum mendengar berita tentang imunisasinya dia, tapi saat diinfus kemarin dia menangis.

Apapun itu, anak adalah anugrah dan amanah dari Tuhan yang harus dijaga.

There are no seven wonders of the world in the eyes of a child.  
There are seven million.  ~Walt Streightiff~


0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Mereka yang Mampir

Translator

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Guess House

free counters

Popular

Clock

Meeting Room

About Me

Foto Saya
Asmara Nengke
Solo, Indonesia
Not too simple, just unique, extraordinary and limited-edition. Others' big words mean nothing to me.
Lihat profil lengkapku

Kanca-Kanca

Talk to Me

Up to Date