Sweetest Nightmare

Berani Bermimpi adalah Berani Mengambil Risiko dan Kesempatan

| 27 | 08 |


Kembali pada hari yang sama.
Namun aku memilih diam. Seperti yang kamu lakukan. Tidak ada sapa atau ramah. Hanya kita dengan jarak yang membuat kita saling terdiam.

Terkungkung dalam sepi dan sunyi. Aku menatap lagi langit yang bertabur sedikit bintang. Menghentikan harapanku tentang senyum yang mungkin terkembang. Senyum yang telah lama pudar entah kemana.

Kucukupkan mengeja dalam hati tentang setiap pertemuan. Kucoba melupakan. Menanggalkan semua bentuk ingatan tentang janji dan kecupan angin. Hingga aku di sini. Menyeduh bahagia bersama pagi dan malam.

Does not everything depend on
our interpretation of the silence around us?
- Lawrence Durrell


Picture here

Kubenci Mengaku Rindu


Aku benci mengakui. Aku ingin berlari saja dan tidak perlu melihatmu lagi.

Tapi aku memang merasakan. Ternyata begini rasanya merindu. Dulu sudah pernah rindu, tapi kali ini berbeda. Berbeda karena aku merindukanmu.

Hingga aku ingin sekali kamu menyapaku lewat pesan dengan satu kata sapaan. Tidak perlu menanyakan kabar. Tidak usah memberi kabar. Tidak usah berbunga-bunga. Cukup satu kata saja.

Bukan karena aku kecanduan, tapi aku penasaran. Bukan karena aku mengenalmu, tapi karena kau masih abstrak. Bisa kau bayangkan bagaimana rasanya merindukan sosok abstrak?! Sosok yang tidak pernah sekali pun terlihat, namun tiba-tiba menumbuhkan rindu yang mengharukan. Menyesakkan. Begitu rasanya.

Aku ingin bersabar, ingin menanti. Tapi mau sampai kapan. *sigh* Apa kau bisa menjamin akan menjadi milikku? Sedangkan aku ingin diakui. Mendengar pengakuanmu. Dan aku mengakui bahwa aku merindukanmu. Aku benar-benar merindukanmu.

Sudahlah. Sepertinya sementara begini dulu. Jangan mengatakan apa pun karena rindu ini makin menyesakkan. Biar kurasakan sendiri tanpamu. Semoga kujumpai sosokmu di sisa perjalanan yang tak lagi panjang.

Happiness always looks small
while you hold it in your hands,
but let it go, and
you learn at once how big and precious it is.
- Maxim Gorky

Picture here

Ijinkan Saya Punya Rahasia


Hal yang tidak saya sukai kembali lagi. Saya benar-benar kesal. Tapi saya diam tanpa mengatakan pada mereka. Dan saya masih seperti semula ketika saya berpura-pura tertawa lebar atau sekedar tersenyum manis untuk menutupi kesal.

Saya tidak suka dicampuri tentang *dengan siapa saya berteman*. Kalau saya hanya berteman saja apakah salah? Apa saya tidak boleh punya hal biasa saja? Apakah semua hal yang saya lakukan harus menjadi hal besar dan berita heboh untuk semua orang? Maaf, saya bukan pembuat sensasi.

Saya capek. Saya ingin menikmati hidup saya sendiri.
Mereka tidak akan pernah tahu apa yang sungguh saya pikir dan rasa. Mereka tidak akan pernah mengerti apa yang selalu saya sebut di tiap sujud panjang saya. Mereka tidak akan suka ada di posisi saya. Betapa tidak menyenangkan ketika ingin damai (dengan segala yang saya jalani) tapi semua orang ribut dengan opini mereka yang menyesakkan.

Tak bisa kah mereka berhenti berkomentar? Percaya saja pada takdir yang telah tertulis di Lauhul Mahfudz, seperti saya mempercayainya. Ini bukan tentang kesabaran saja, tapi juga tentang berjalan pada rel yang tidak salah.

Kenapa tidak belajar bersama? Mereka belajar percaya dengan takdir dan saya belajar mencintai takdir. Adil kan?!


In three words I can sum up everything
I’ve learned about life: it goes on.
-Robert Frost

Picture here

A Happy Fitri


Senengnya yang besok mau Ied Fitri. Saya juga kok.
Kalau di desa saya tiap Ied Fitri pasti semua masjid dan mushola takbiran mulai habis maghrib sampai tengah malam. Ada pula ‘pasukan’ takbir keliling dari desa-desa tetangga. Tadi selepas Isha’ ada takbir keliling dengan ‘pasukan’ bajak mesin dan kereta kelinci. Subhanallah.

Tradisi baju baru? Saya sering dapat baju baru kalau hari raya. Biar saja ada yang bilang norak. Sewaktu kecil, keluarga kami hidup pas-pasan banget, jadi orang tua punya dana agak banyak ya pas Ied Fitri. Jadi punya baju baru mungkin hanya sekali setahun. Ketika saya sudah kerja pun, saya jarang beli baju baru, kecuali kalau dipaksa kantor untuk beli baju sesuai maunya kantor. Jadi apa salahnya kalau saya memberi reward pada diri saya sendiri, setahun sekali? Kecuali kalau ada yang mau membelikan. Hehehe..

Ied Fitri tahun ini bakal sepi. Kakak saya dan anak istrinya mudik ke Gresik dulu baru lusa pulang ke rumah. Di rumah mbah saya, om dan bulik akan banyak yang tidak mudik tahun ini. Baiklah saya menikmati Ied Fitri dengan keluarga yang ada saja.

Finally, smile and forgive all of my mistakes.

Yang kesel, jengkel, sebel sama saya...minimal untuk sehari besok, disimpan dulu ya rasa dongkolnya. Untuk yang pernah saya jahili, saya jahati, saya buat menangis, maaf yaa...saya sudah nggak nakal lagi kok. Hehehe.

Ied Mubarok ^__^

Picture here

The Questions

Saya lagi ingat someone. Ingat doang, doesnt mean I'm missing him. Swear cuma tiba-tiba ingat aja.

I wonder does he ever remember me? Us?
Kalau kata teman saya "Ngayal lu ketinggian. Realistis lah! U never be his, it means u mean nothing to him." Yaa Allah mulutnya kejam ancur mirip ibu tirinya Cinderella aja. Bukan tentang him, tapi the reality about me, all about me, yang bikin saya nyesek. Karena semua itu benar adanya. Satu, saya tukang ngayal. Dua, saya nggak realistis. Tiga, saya nggak akan jadi miliknya.

FYI, itu kalimat munculnya pas saya lagi miss him like hell kira-kira setahun kemarin.

Dan 'him' di sini, dia nggak hidup di sekitar anda, dia hanya ada di otak saya. Nahlho... Cakep nggak tuh?!? Hidupnya cuma di otak saya. Beuh, untungnya otak saya muat.

Setahun yang lalu, saya ngayal kalau dia touched down in my boarding house with his big luggage and say so many things. Countless. Unforgetable. Awalnya kami bicara south-north-west-east, lalu mulai dia minta maaf tentang banyak hal. Anggap saja tentang buku, tentang waktu, tentang hati, tentang banyak hal. Again, countless. Saya yang ditinggal roomate saya dan saya lagi banyak kerjaan, pulang ngantornya jelang maghrib (jelang buka). Dan berakhir dengan nggak buka karena nggak laper waktu liat dia belum makan juga, tapi harus trip jauh buat nyamperi saya di pinggir jalan raya provinsi.

Saya benar-benar tukang ngayal tingkat duryudana (nama pemimpinnya Kurawa; lawannya Pandawa). That's why friend of mine said that I should've be more realistic than thinking about unreal thing. Eh, saya realist yang imajiner lho menurut tes yang saya lakukan di kepribadianku.com *ya ampun random think banget ya saya akhir-akhir ini.

Okay, back to him.
Saya hari ini tiba-tiba ingat dia -let's called him Mr. Just My Imagination-. Saya tegaskan lagi, I don't even miss him. Kenapa tiba-tiba? I'm just already noticed this is August in a different year with the same name. Sudah tengah bulan, eh baru inget aja. Dan saya tahun lalu -in August definitely- met him (Mr. Just My Imagination) in very vivid meeting. Setelah kami membahas banyak hal, we did a thing yang bikin saya nggak puasa esok harinya. You know what? Dan jawabnya adalah begadang sampe early morning without saying a thing, dan pas waktu sahur kami ilang di mimpi masing-masing. Karena kemarin nggak buka -cuma buka air putih dan teh sedikit- akhirnya saya memutuskan untuk tidak puasa. Tapi saya juga ga makan sampai waktu buka. Padahal ada yang bikin ancaman "Kalau kamu nggak mau makan, aku belikan kamu makan"

Hahaha...tambeng aja saya-nya, kan nggak lapar. Maaf yaaa... (kalau yang saya maksud baca ini)

Setahun yang lalu juga, saya cerita hal itu pada sahabat dekat saya by phone because of the distance, dan mendapat respon that I had to be realist in thought a thing. Dia nggak tahu kalau membayangkan alias ngayal itu hal paling menyenangkan sejagat. Kalau nggak menyenangkan buat apa muncul 'seandainya', 'jika', 'what it' dan lain-lain. Huh, nggak asyik ya teman saya!

Saya mengingat dia karena saya mikir, pernah nggak ya dia mikir saya. Pernah nggak ya dia menyimpan saya? Pernah nggak ya dia mimpi tentang saya? Pernah nggak ya dia ingat saya? Pernah nggak dia pengen ketemu saya? Pernah nggak ya recently dia pengen bilang 'something' tapi he just lost his words? Pernah nggak ya dia pengen meluk saya erat saat saya ada di dekat dia dan nggak akan pernah dilepas sampai kapan pun? Pernah nggak ya dia kangen saya? Tuhkan... Ujung-ujungnya ngomongin kangen. Okay, I don't care about that last shit question. And everybody must know, the answer is (maybe) A BIG NO NO. Remind you all, he's Mr. Just My Imagination. Hahaha.. Kurang tolol apa saya? Mikir somebody yang never be real to me even to touched his shadow.

Jadi ingat kata-kata saya jaman dahulu kala waktu menasihati teman yang lagi galau 'If u love two or more guys, the last one is the guy u love most. Because u wouldn't love that guy if u still love the previous one.' Nancep banget di otak saya, bahwa saya nggak akan jatuh hati sama orang yang sayang sama lebih dari 1 cewek. But then I noticed that we never knew with whom we would finally falling. It goes straight at first, as lempeng as jalan tol, till you realized unbearable thing from him.

Lho, kenapa jadi curcol begini. Huh, selalu deh saya ini.

Eh, back to the topic, about my Mr. Just My Imagination. Ternyata  I do serious with all questions about 'pernah nggak' above, except the last question. Saya-nya pengen nanya langsung ke ybs, tapi tanya lewat media apa? Telepati? Sorry, I'm not a teleporter. (Halllooo...telepati sama teleport itu beda.) Maaf yaa... Hehehehe... Kan sudah saya bilang kalau saya lagi at the time of random think, jadi yang ditulis suka tiba-tiba nyampur nggak jelas.

Jawabnya (let's imagine the situation), instead dengan muka dibuat tanpa ekspresi dan suara dibuat sedatar mungkin "Aku nggak akan bilang ke kamu jawabnya apa." Nahlho... (think another way to make him talk). "Kan pertanyaanya cuma tentang 'pernah atau nggak'. Jawab aja. Please."

Ya ampun saya pengen banget pakai bahasa kasar buat saya sendiri. I was just looks like a slut-whore-shag bitch with those sentences. I laughed. Rolling on my bed. Really. Muka saya pasti saya buat sok imut dan melas memohon. I did it every I asked things to whoever even my parents. Ajaib. It works, either. I laughed rolling on my bed, LROMB. Statement baru, beside LROTF.

Efeknya adalah saya memang benar-benar ingin tahu di mana my Mr. Just My Imagination sedang berada dan apa kabar dia. Kalau boleh sedikit lebih parah, saya ingin memeluk dan dipeluk dia sampai tertidur atau hanya cuddle together without do anything. Saya ngayalnya kali ini tingkat Bathara Krisna (Dewanya para dewa tuh). Kan sudah jelas, Mr. Just My Imagination itu won't be real for me. He just lived in my mind and now he's left. Honestly, I never know where he is.

Hey you, Mr. Just My Imagination... Noticed me if you're real. Everybody know, it hurts being invisible shit for the one we wanted most. Even though you're not in my mind anymore, could you please tell me the real thing about you? Okay, I think you're okay with those perfect life with everyone you bloody-damn love, but I can't help from thinking about we were.

See you.
 
It is a sign of strength, not of weakness, to admit that you don't know all the answers.
-John P. Loughrane

Picture here
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Mereka yang Mampir

Translator

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Guess House

free counters

Popular

Clock

Meeting Room

About Me

Foto Saya
Asmara Nengke
Solo, Indonesia
Not too simple, just unique, extraordinary and limited-edition. Others' big words mean nothing to me.
Lihat profil lengkapku

Kanca-Kanca

Talk to Me

Up to Date