Sweetest Nightmare

Berani Bermimpi adalah Berani Mengambil Risiko dan Kesempatan

Not as You Wish...

Hey, Kamu. Iya. Kamu! Jangan menoleh. Aku sedang memanggilmu. Kamu! Iya benar! Kamu!

Kamu mungkin berpikir bahwa aku seharusnya minta maaf padamu karena aku baru saja menolak cintamu. Untuk apa? Aku tidak akan melakukannya. Toh, ini sudah kesekian kali kamu mengatakan hal itu dan kesekian kali pula aku menolakmu.

Kalau saja rasa cinta bisa kubuat sendiri seperti ketika aku mengaduk adonan kue, maka akan kubuat sendiri. Tentu saja akan lebih mudah. Rasanya pun akan sangat sesuai dengan lidahku. Kurang manis bisa ditambah gula, kurang lembut bisa ditambah mentega cair, terlalu kaku bisa ditambah kocokan putih telur. Tapi tidak semudah itu. Ini tentang perasaan.

Bagimu mungkin aku orang yang bodoh yang hanya bisa berkata-kata untuk move on, tapi tak pernah benar-benar melakukannya. Siapa bilang aku hanya berkata-kata? Aku move on. Dengan caraku sendiri, dengan warnaku sendiri. Sendiri!

Tapi terlalu tidak normal bagiku untuk jatuh cinta jika dengan direncana. Seperti ketika aku jatuh hati pada Mas Ade, cinta pertamaku ketika SMA. Pada awalnya sering memakinya, berdebat dengan sengit, hingga mengatakan pada teman-temannya bahwa dia senior yang paling tidak ramah. Bahkan aku menjulukinya milimeter-skrup. Atau mungkin seperti ketika aku tiba-tiba tertarik pada seorang Tionghoa teman sekelasku sewaktu kelas satu SMA yang kemampuannya jauh di bawahku, hanya karena aku menganggap dia lucu, meneleponku ke rumah setiap hari usai maghrib hanya untuk bertanya PR besok.

Aku ingin spontan seperti saat itu. Bukan memaksakan otak dan hatiku. Aku masih ingin menikmati apa yang kupunya sekarang. Masih ingin mensyukuri apa yang Tuhan beri untukku meski itu berupa sakit, luka, ataupun bahagia. Aku memang masih di sini, tepat di tempat dia pergi setahun kemarin. Tapi aku telah banyak belajar dari semua hal yang kulalui. So, kamu tetaplah berjalan. Tidak ada gunanya menungguku yang kosong. Aku memang ada di sini, tapi tak berisi, tak benar-benar ada. Seperti yang kamu tahu, ini hanya sebuah rangka saja. Telah kamu tahu kemana perginya seluruh isi tubuh dan kepalaku ini. Biar saja kosong, aku ingin istirahat.

Aku lelah sekali. Aku ingin tidur lelap yang nyaman. Dan ketika terbangun aku menjadi orang baru. Dengan warnaku sendiri, dengan caraku sendiri. Sendiri!
picture from this link
  If growing up is the process of creating ideas 
and dreams about what life should be, 
then maturity is letting go again.
Mary Beth Danielson

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Mereka yang Mampir

Translator

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Guess House

free counters

Popular

Clock

Meeting Room

About Me

Foto Saya
Asmara Nengke
Solo, Indonesia
Not too simple, just unique, extraordinary and limited-edition. Others' big words mean nothing to me.
Lihat profil lengkapku

Kanca-Kanca

Talk to Me

Up to Date