Sweetest Nightmare

Berani Bermimpi adalah Berani Mengambil Risiko dan Kesempatan

We are Amazing





 All people want is someone to listen
Hugh Elliott


(about mr. I Know U)

Di antara semua tangis, tawa, cerita yang terjadi pada kami, mungkin saat itu adalah awal mula dari semuanya. Aku yakin dia masih mengingatnya sejernih aku mengingatnya. Bahkan munkin dia lebih ingat daripada aku, karena itu kisahnya.

Secara tak langsung kami memberinya judul ‘Curhat Berbantal Kaos Kegiatan’

Kisah ini terjadi medio 2007. Sudah 4 tahun lebih ya ternyata. Hmm...
Sebagai aktivis kampus yang bertanggung jawab (bahasa yang sedikit menakutkan), kami punya tugas mulia menyambut kedatangan adik tingkat kami. Saat itu pula kami akan sering melakukan kegiatan diskusi, planning, editing, revising, bahkan tidur massal di sekretariat.

Semua teman telah pulas dalam selimut bekas spanduk, banner, terpal..tinggallah kami berdua yang masih terjaga. Aku lupa saat itu kami sedang mengerjakan apa.

“Kamu gak mau cerita sama aku?” tanyaku tiba-tiba.
“Cerita apa?” jawabnya. Dengan ekspresi bingung.
“Wajahmu terlalu jelas menggambarkan masalah.”
“Hahahaha,” dia ngakak. Mengusap kepalaku. Aku ikut ngakak.

Saat malam sudah melewati tengahnya, aku mulai kelelahan dan berusaha meraih apapun yang bisa kugunakan sebagai bantal. Yang saat itu kami temukan adalah tumpukan ratusan kaos kegiatan yang akan dibagikan kepada mahasiswa baru beberapa hari ke depan.

Ketika aku mulai berbaring, dia tiba-tiba minta berbagi bantal dan menunjukkan agenda yang selalu dibawanya kemanapun dia pergi. Memintaku membaca tulisan di agenda itu. Sumpah, aku tak paham apa yang tertulis di situ. Lalu dia menunjukkan tulisan yang lain. Dan masih saja aku tak paham.

Lalu dia menjelaskan tentang pertengkarannya dengan pacarnya. Oh, itu inti dari dua tulisan tadi, dan itu tulisan si cewek. Tapi masih saja aku tak paham (maaf).

Aku saat itu memang masih begitu bodoh tentang hal yang mereka sebut dengan cinta. Cinta itu kalau diibaratkan barang akan menempati posisi, barang tersier, barang mewah. Aku masih sangat tomboy saat itu. hingga adik tingkatku punya julukan padaku ‘feminin yang tomboy’

“Sudah, tidurlah. You must be tired,” dia bangkit dari sampingku. Mengusap kepalaku.
Everything’s gonna be fine then,” seruku sebelum menutup mata dan sesaat sebelum dia beranjak keluar dari sekretariat yang penuh dengan pindang panitia penerimaan mahasiswa baru.

Yeah, officially, mulai hari itu kami bersahabat baik.
Dan masih saja kami (jika sempat) tertawa jika mengenang kejadian saat kami masih sangat muda itu.


PS: I miss u

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Mereka yang Mampir

Translator

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Guess House

free counters

Popular

Clock

Meeting Room

About Me

Foto Saya
Asmara Nengke
Solo, Indonesia
Not too simple, just unique, extraordinary and limited-edition. Others' big words mean nothing to me.
Lihat profil lengkapku

Kanca-Kanca

Talk to Me

Up to Date