Sweetest Nightmare

Berani Bermimpi adalah Berani Mengambil Risiko dan Kesempatan

Tidak Lagi


Aku menangis?
Iya, tentu saja. Of course. Tidak pernah kupungkiri.

Berapa lama? Sangat lama.
Berapa banyak? Berliter-liter.

Karena rindu?
Sebagian iya, sebagian bukan.
Sebagian kecewa, sebagian bukan.
Sebagian sedih, sebagian bukan.
Sebagian marah, sebagian bukan.
Sebagian bahagia, sebagian tidak.
Sebagian terluka, sebagian nelangsa.

Masih mengingat?
Tidak pernah lupa. Namun kuingat dengan cara dan rasa yang beda.

Dengan semua keadaan dan kekuranganku, aku berusaha. Aku ingin menjadi aku yang mampu menegakkan kepala meski dibenamkan dalam kubangan lumpur.

Kalau ada yang berpikir bahwa ini adalah hasil dari jerih payahnya membuangku, kukatakan lantang 'KAMU SALAH'. Aku sampai pada langkahku saat ini bukan karena usaha orang lain (entah dengan menyanjungku atau bahkan membuangku), ini karena Tuhan telah mengubah aliran di jantungku.

Tidak ada hujan yang menghalangiku. Tidak ada petir yang menyurutkanku. Tidak ada badai yang menghentikanku. Tidak ada banjir yang menyesakkanku. Tidak ada angin yang memaksaku.

Aku pernah jatuh cinta. Sangat dalam. Aku pun pernah terluka. Sangat sakit. Sakit yang sangat menyiksa ketika kusadari cintaku tak berlabuh pada jiwa yang tepat. Tapi aku masih di sini, berdiri tegar seperti tak pernah terjadi apapun.

Aku hanya perlu sedikit waktu untuk menyadari betapa bodoh aku. Lalu aku makin percaya bahwa Tuhan mencipta labirin yang memberiku pelajaran bagaimana mengurai masalah menjadi hadiah.

Rasaku tidak hilang.
Dia hanya masuk ke dasar yang sangat dalam dan menghuni ruang sepi. Berdiam di sana sebagai kenangan yang hanya akan aku yang mengenang. Karena puing kenangan yang lain telah dengan dzahir menyatakan ingatannya yang buruk untuk mengenang.

Kusimpulkan: karena semua hal hanya dianggap tanpa makna, maka tak layak untuk dikenang. Begitu kan!? Terima kasih.

Aku pun belum mati.
Aku memilih menepi. Hanya untuk membuat kalian menyadari bahwa dunia dicipta bukan hanya untuk kalian. Tidak berlaku bagiku 'dunia ini milikku, yang lain ngontrak semua'. Dunia ini bukan milik siapapun! Dunia punya Tuhan sebagai pemiliknya dan Tuhan menciptakannya untuk semua penghuninya.

Berhenti berlaku sombong di muka bumi, wahai manusia!

Masihkah aku menangis?
Aku masih mencari alasan yang tepat. Agar tak sia-sia

Kapan terakhir?
Aku lupa. Dan sejujurnya enggan kuingat kembali.

Apakah hatiku mati?
Hatiku hidup. Hidup dengan keadaan normal. Karena tak ada hidup yang lebih indah selain kehidupan yang normal. Like I used to.

I owe the pict!

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Mereka yang Mampir

Translator

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Guess House

free counters

Popular

Clock

Meeting Room

About Me

Foto Saya
Asmara Nengke
Solo, Indonesia
Not too simple, just unique, extraordinary and limited-edition. Others' big words mean nothing to me.
Lihat profil lengkapku

Kanca-Kanca

Talk to Me

Up to Date