Sweetest Nightmare

Berani Bermimpi adalah Berani Mengambil Risiko dan Kesempatan

Tampilkan postingan dengan label Tawa-Tangis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tawa-Tangis. Tampilkan semua postingan

Just Because I'm Wanita


Saya sebenarnya tidak suka menggunakan PMS sebagai alasan. Tapi, apa mau dikata.. Hehehe.

Kalau melihat cewek jadi aneh, apalagi sensititif nggak jelas, itu bisa jadi pertanda dia sedang PMS. It happened to me too! Beberapa hari terakhir jadi suka mewek nggak jelas, jadi suka merasa terabai (padahal memang diabaikan), jadi suka kesal, dan ternyata hari 'itu' datang juga.

Walau sejak dulu selalu mencoba berpikir kalau PMS bisa diatasi dengan hal lain, toh pada akhirnya saya sering kalah juga dan berkata "Mungkin ini efek PMS."

Seminggu terakhir, saya dibuat kesal dengan gosip yang beredar di tempat kerja. Dan (lagi-lagi) bikin mewek nggak jelas. Mewek bukan karena gosipnya, tapi karena merasa nggak mampu membuat diri sendiri merasa nyaman. Saya tidak suka cara mereka menatap saya, tapi saya harus menahan diri untuk tidak berkata "Lu pulang aja sendiri."

Baiklah... Baiklah... Saya akan memilih diam dan pura-pura baik-baik saja di hadapan mereka.

Komentar seorang sahabat saya, "Hobby amat jadi lilin. Padahal si Lilin nggak hobby jadi Amat." Saya tahu dia bercanda sekaligus menasihati, tapi wajah yang dibuat sok sinis itu membuat saya makin merasa kesal pada keadaan.

Lalu bagaimana dengan sms yang dikirim oleh sekretaris pribadi itu?

Yup, saya terlalu kenal dengan gaya sms seseorang. Jadi saya bisa langsung mengenali kalau sms itu dikirim langsung oleh si empu-nya nomer atau menggunakan tangan orang lain.

Lalu saya tertawa sambil nangis (ah, katakanlah saat itu PMS sedang pada puncaknya. Huuf...) Saya bukan orang yang dengan mudahnya dibohongi hanya dengan 3 kalimat yang entah ditulis oleh tangan siapa, padahal saya telah mengenal orang tersebut bertahun-tahun. Membaca dan mengenal cara smsnya sudah seperti makan nasi tiap hari. Kalau sampai ada orang lain yang menuliskan smsnya (sebut saja sekretaris pribadi) maka mata dan hati saya tidak bisa dibohongi.

Ah, sudahlah, saya memang sedang PMS ketika itu. Selebihnya, semoga saya tidak terlalu lama merasa se-kecewa sekarang.


The last...

Kepada atasan yang terhormat,
Saya terlalu pandai untuk ditanyai dengan berbagai hal semacam itu. Mungkin Anda lebih berpengalaman, tapi saya jauh lebih dinamis untuk menangkap maksud di balik semua pertanyaan itu. Terlepas dari jabatan Anda, saya salut dengan usaha 'menggali' info tentang saya. Maksud Anda jelas bukan untuk memperjelas bahwa gosip itu hanya sekedar gosip, tapi keinginan Anda untuk membuatnya terlihat nyata di hadapan semua orang. Silakan berpikir dan berusaha semampu Anda, tapi saya sudah sangat enggan menanggapinya. Anda telah berhasil membuat saya tidak nyaman dengan segala keikut-campuran itu, selanjutnya saya akan memilih diam.


It was one of those humid days when the atmosphere gets confused.
Sitting on the porch, you could feel it: the air wishing it was water.
-Jeffrey Eugenides


Picture here

Menanti Januari


Menanti 2013 dengan menulis menulis dan menulis.

Ini adalah posting terakhir di 2012. Sambil menunggu jam 12 malam.

Nggak ada resolusi yang muluk di 2013. Berjalan dengan normal saja sambil terus Bismillah di setiap cita-cita.

Semoga awal tahun depan, novel debut saya bisa terbit dan bisa disusul dengan novel-novel yang lain. Menulis novel mungkin akan sedikit mengurangi kegiatan ngeblog. Tapi intiya saya nggak akan berhenti nulis dan tentu saja do my day-work.

Semoga tahun depan bisa lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Semoga doa yang belum terkabul bisa diijabah di tahun depan.
Semoga selalu sehat dan dilimpahi rizki yang halal dan barokah.
Semoga yang baik-baik bisa menjadi lebih baik.

Akhirnya selamat bertahun baru bagi yang merayakan.
Wish the best for everyone I knew :)

Tonight’s December thirty-first,
Something is about to burst.
The clock is crouching, dark and small,
Like a time bomb in the hall.
Hark, it's midnight, children dear.
Duck! Here comes another year!
-Ogden Nash


Picture here

The Small Pieces Story which Blown by the Wind



“Ganteng”
Ups... keceplosan itu tanda kejujuran. Hehehe..

_________________________

Saya terdiam memandangi HP saya yang baru saja mendapat sms dari seseorang yang sebenarnya sangat saya harapkan. Sudah sejak dia lulus SMA saya menyimpan nomer HPnya, tapi belum pernah sekali pun saya berani menyapanya. Meski dalam dunia nyata, kami kenal baik tapi untuk urusan menyapa lewat sms tidak pernah berani saya lakukan. Saya... ragu dan malu. Hehehe.

Ketika tiba-tiba HP saya berbunyi, pertanda ada panggilan masuk, saya kaget bukan main hingga HP itu terlempar dari tangan saya. Huft! Tidak terbayangkan betapa saya gugup sekali waktu itu, padahal dia hanya sms dan akhirnya misscall karena saya lama tak membalas smsnya. Setelah saya membalas smsnya dengan debar yang nggak karu-karuan, akhirnya dia minta nomer telpon rumah. Biar murah, begitu katanya.

“Aku besok ke rumah kamu,” katanya di ujung pembicaraan di telepon rumah. Saya ingin bersorak sekencang mungkin. Bahagia.

“Aku sudah mau berangkat, rutenya gimana?” Dan saya pun menjelaskan dengan singkat bagaimana dia bisa sampai di rumah saya.

Dari balik kaca rayban yang memenuhi hampir seluruh rumah bagian depan, saya melihat dia membelokkan motor ke halaman rumah saya. Tak terkira rasa senangnya, serasa jantung saya mau melompat keluar. Saya benar-benar gugup ketika membuka pintu dan (saya ingat sekali kejadian itu) tidak menyalami dia, takut dia bisa merasakan degup jantung saya yang sangat keras. Tapi dia mengulurkan tangan menyalami saya, membuat saya mau-tak-mau menyambut tangan itu.

Kedatangannya ke rumah bukan berniat semata-mata menemui saya, tapi lebih pada menanyakan informasi kuliah. Saya yang tidak mampu menenangkan debar jantung, berubah jadi lebih pendiam dari biasanya. Saya nggak mau terlihat salah tingkah di hadapan dia, maka diam adalah cara yang paling ampuh.

Pertemuan itu adalah pertemuan pertama sejak terakhir kali melihatnya berseragam putih abu-abu. Sekaligus menjadi pertemuan pamungkas setelah kami sama-sama tak lagi memakai seragam putih abu-abu. Dua tahun setelah dia lulus SMA dan dua semester setelah saya lulu SMA.

Setelah hari itu, tidak ada lagi interaksi dalam bentuk apapun. Saya memilih diam dan memendam rasa saya padanya hingga beberapa tahun kemudian. Dan dia tidak jadi masuk ke kampus saya karena cita-citanya sebagai taruna TNI akhirnya kesampaian. Congratz yaaa, begitu batin saya ketika akhirnya mendengar berita bahagia sekaligus sedih itu.

____________________________

Itu kejadian 6 tahun yang lalu. Setelah 6 tahun tidak melihatnya secara nyata, baru hari ini saya menilainya dengan kata ‘ganteng’ (lagi) meski masih dalam bentuk yang tidak nyata. Hehehe... saya melihat dia mengganti profil picture FBnya dengan setelan full dress yang (menurut saya) begitu menawan.

Sejak diam-diam mengaguminya di kelas 1 SMA, saya bertahan selama 6 tahun lebih. Lama juga ternyata. Hehehe.. Tanpa pernah ada niat mengungkapkan padanya. Yang pasti saya ikut senang, dia akhirnya meraih mimpinya meski rasa saya tidak pernah tersampaikan. Lalu saya berani membuka hati untuk seorang sahabat, yang ternyata (mungkin) hanya menjadikan saya sebagai pelariannya setelah patah hati. Setelah bertahan hampir 3 tahun, saya akhirnya menyerah juga. Dan hingga kini, saya belum lagi benar-benar merasakan hal yang sama.

Hehehe... Kok malah jadi membahas tentang itu lagi.

Setelah melihat foto berjas coklat dan berdasi abu-abu tua itu, saya buru-buru log out dari FB. Saya tidak berani memandangnya lekat-lekat seperti ketika saya memandang fotonya berseragam pramuka yang saya temukan beberapa waktu lalu di dompet lama saya. Saya hanya bersyukur bahwa Tuhan masih mengijinkan saya melihat dia meski hanya sekilas melalui news feed FB yang saya log out dengan segera. Hehehe... ^__^


There is only one good, knowledge,
and one evil, ignorance.
-Socrates

Picture here



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Mereka yang Mampir

Translator

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Guess House

free counters

Popular

Clock

Meeting Room

About Me

Foto Saya
Asmara Nengke
Solo, Indonesia
Not too simple, just unique, extraordinary and limited-edition. Others' big words mean nothing to me.
Lihat profil lengkapku

Kanca-Kanca

Talk to Me

Up to Date