Sweetest Nightmare

Berani Bermimpi adalah Berani Mengambil Risiko dan Kesempatan

To the One who Show Me Starlight...Thank You

Lagi-lagi aku harus bernapas berat. Kepalaku rasanya sakit, berdenyut-denyut, hingga ingin kuletakkan saja. Lagi-lagi mataku menangkap ketidakpercayaan. Ketidakpercayaan bahwa dulu..ya dulu..aku pernah melihat pendar itu di mata gelap itu. Dulu. Sekali lagi, dulu.

Homph..
_______________

Kamu,

Aku sedang ingin menceritakan seseorang padamu. Dia sedang menikmati menatap bintang di langit. Menopangkan dua tangan di bawah dagu dan sesekali tersenyum.

Apa kamu tak ingin tahu apa yang membuatnya tersenyum? Mungkin tidak, tapi biar kuberitahu. Dia sedang menertawakan hidupnya. Menertawakan seorang pria yang sering tidak percaya padanya. Menertawakan betapa ternyata dia masih berharap bisa bersama pria itu.

Gadis bodoh. Gadis itu sungguh bodoh. Kamu tahu pasti kalau dia adalah gadis bodoh. Dia masih sering menuangkan segala perasaan dan rindunya pada pria itu. Mungkin saja pria itu abai padanya. Atau mungkin pria itu memang sengaja membangun benteng dirinya dan mencoba menepis semua yanh sesungguhnya gamblang. Aku tak tahu persis.

Kamu,

Masih kah kamu ingin mendengarku bercerita? Mungkin tidak, tapi biar kulanjutkan cerita tentang gadis di bawah bintang itu.

Aku tahu matanya tidak lagi se-sembab dulu. Aku tahu senyumnya sudah sedikit lebih cerah. Tapi tahukah kamu seberapa besar usahanya untuk bisa seperti itu di hadapan semua orang. Tak perlu kamu tahu! Toh, dia melakukan semua itu untuk pria yang tidak mempercayainya itu. Dia ingin pria itu tahu bahwa kenangan mereka masih hidup di hati dan otaknya hingga membuatnya harus tetap tersenyum meski berat.

Gadis itu tidak pernah tidak mempercayai pria itu. Tidak pernah! Dia percaya pada pria itu. Meski pria itu akhirnya pergi untuk gadis lain. Tapi gadis itu sempat bahagia pernah sedikit merasakan rasa sayang pria itu. Iya, sayang dari pria itu. Sedikit sayang.

Dan sekali lagi, pria itu tidak percaya. Pria itu tidak lagi mau melihat dari sisi gadis itu. Pria itu hanya punya pikirannya sendiri dan (ssstttt....bilang saja) sedikit egois. Hingga gadis itu tidak punya cara lain untuk menunjukkan sisa-sisa hatinya selain menceritakan pada bintang (dan Tuhan). Tentu saja sambil berusaha agar pria itu bisa memahami dia.

Kamu,
Tahukah kamu, bahwa gadis itu memanggil prianya sama dengan caraku memanggil kamu. Terdengar lucu, tapi memang begitulah adanya. Nama dan caranya tak ada yang beda, sejak dulu.

Kamu,
Kuharap tidak membuatku seperti gadis itu. Jangan membuat rinduku menjadi sumpah serapah bagimu. Jangan tidak percaya bahwa aku mempercayai kamu. Aku percaya, aku mengerti. Jika boleh mengutip sebuah lirik lagu: Kamu mengerti (bahwa) aku mengerti kamu
Iya kan?!

Kamu,
Ah, sudahlah.
Aku akan kembali bersama gadis itu menatap bintang. Semoga dia tidak lagi menangis karena dadanya disesaki rindu.


Goodnight stars,
Goodnight air,
Goodnight noises everywhere.
-Margaret Wise Brown-

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Mereka yang Mampir

Translator

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Guess House

free counters

Popular

Clock

Meeting Room

About Me

Foto Saya
Asmara Nengke
Solo, Indonesia
Not too simple, just unique, extraordinary and limited-edition. Others' big words mean nothing to me.
Lihat profil lengkapku

Kanca-Kanca

Talk to Me

Up to Date