Sweetest Nightmare

Berani Bermimpi adalah Berani Mengambil Risiko dan Kesempatan

Sahabat Lama. Nyeet!

"Nyeet, masih ingat aku?"

Bah, ingin rasanya saya memukul kepalanya kalau saja dia ada di dekat saya. Bukan karena marah. Tapi kaeena gemas sekali.
Itulah sms dan WhatsApp yang saya terima ketika sahur tadi. Dan sepertinya juga ada tulisan serupa di timeline FB saya.

Ah, kau ini, Nyeet, bagaimana saya bisa lupa padamu?!

Saya masih ingat nama lengkapnya. Saya masih ingat bagaimana teman-teman memanggil namanya. Tapi lidah dan tangan saya kaku jika berhadapan dengan namanya.

Bukan karena apa-apa, I just accustomed to 'Nyeet'. Sejak awal kuliah dulu, entah bagaimana kami bisa saling memanggil dengan sebutan Nyeet hingga sekarang. Saking terbiasanya, kami bahkan merasa aneh jika harus memanggil dengan nama asli. Dia selalu memanggil sya 'Nyeet', saya pun memanggil dia 'Nyeet'.

Bagaimana bisa saya lupa dengan si Nyeet, sahabat lama saya. Dia terlalu berbekas di benak saya untuk dilupakan. Kami sudah melewati persahabatan bertahun-tahun, dan berbagi banyak hal.

Saya selalu ingat, bagaimana dia dulu (semasa kuliah) mengsms/menelpon saya setiap ada masalah dengan ceweknya. Dia tidak malu mencurahkan semuanya pada saya. Begitu besar percaya yang dia tumpukan pada saya.

Begitu pun saya. Dia adalah orang yang tahu tentang hubungan saya, ketika (bahkan) sahabat dekat saya tidak tahu. Saya mempercayainya menyimpan rahasia-rahasia saya. Maka dialah yang saya telpon ketika saya selesai menyusut air mata terakhir dengan pria tersebut.
Mungkin hanya dia yang tahu bagaimana saya melewati puasa di tahun 2009 dengan tangis hampir tiap malam. Dia pulalah yang selalu menyemangati saya untuk move on and stay strong.

Yah, begitulah tahun-tahun yang lalu. Hingga kami tenggelam dalam kesibukan masing-masing dan hampir tak ada kontak. Maka hari ini, ketika sahabat lama saya itu menyapa saya, rasanya memori masa lalu berputar lagi di benak saya. Kami bercerita bagaimana usaha kami untuk terus hidup meski tidak selamanya hidup itu indah. Kami pun berkisah bagaimana hidup dewasa kami mulai membuat kami rindu pada bangku kuliah dan kebersamaan semasa kuliah.

Nyeet bukan hanya teman bagi saya. Dia pernah menjadi tongkat penopang yang membuat saya bisa terus berjalan dan tegak berdiri. Nyeet juga yang membuat saya tahu bahwa ada kepercayaan yang bisa dibagikan untuk orang lain. Nyeet memang bukan orang yang selalu ada di dekat saya, tapi dia yang saya repotkan ketika saya menangis. Nyeet juga yang dulu sibuk menenangkan semua marah dan tangis saya.


Nyeet, kita akan tetap menjadi duo Nyeet dengan panggilan abadi Nyeet. Persahabatan kita akan selalu seperti ini sampai maut memisahkan. Aku akan membawamu masuk ke dalam keluargaku kelak. Kamu akan menjadi sahabatku, juga sahabat suamiku, dan anak-anakku.
Kuharap kamu pun tidak malu mengakui bahwa aku adalah (setidaknya, pernah menjadi) sahabatmu.


Life is not so idiotically mathematical
that only the big eat the small;
It is just as common for a bee to kill a lion
Or at least to drive it mad.
-August Strindberg-

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Mereka yang Mampir

Translator

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Guess House

free counters

Popular

Clock

Meeting Room

About Me

Foto Saya
Asmara Nengke
Solo, Indonesia
Not too simple, just unique, extraordinary and limited-edition. Others' big words mean nothing to me.
Lihat profil lengkapku

Kanca-Kanca

Talk to Me

Up to Date