Sweetest Nightmare

Berani Bermimpi adalah Berani Mengambil Risiko dan Kesempatan

I Hate Your Love


Tentang sahabatku. Aku bingung mau mulai dari mana. Aku menyayangi dia, tulus. Ah, seharusnya kata ‘tulus’ tak boleh terucap, tapi aku bersungguh-sungguh ingin dia tahu bahwa apa yang kutawarkan atas persahabatan kami bukanlah hal remeh. Aku berharap banyak hal dari kemampuan dan pesona yang dia miliki.

Bukan tentang sesuatu yang mewah dan melimpah ruah, hanya sedikit mengingatkannya bahwa aku menyukai segala kebersahajaan dan kesederhanaan yang dia miliki. Itu dulu, dulu sekali ketika kami baru bertemu. Aku ingin selalu melihatnya dalam balutan kesederhanaan itu.

Namun aku akhir-akhir ini begitu kecewa padanya. Sikapnya, hatinya, pola pikirnya telah berubah. Bahkan mungkin jiwanya telah tak lagi sama seperti ketika aku meninggalkannya berlari dan menari menjauh. Semuanya berubah begitu cinta memenuhi atmosfer jiwanya. Iya, cinta. Cinta yang salah, cinta yang tak semestinya. Cinta yang membuatku tak sanggup memeluknya lagi. Dan kutahu dia menyembunyikan cinta itu dari hadapanku, karena dia tahu saya akan menjadi orang yang paling kecewa atas keputusannya.

Sesekali aku sangat ingin membuat dia tahu bahwa aku telah mendengar semua hal dengan amat jelas tanpa dia perlu mengatakan padaku. Banyak hal yang telah sampai pada telingaku dan hatiku meski dia menyembunyikan sangat rapat dariku. Iya, tentang cinta itu. Perasaannya itu membuat aku menangis tanpa perlu dia melihatku berurai air mata.

Sekarang aku membiarkannya menikmati sensasi sakit jiwanya. Meskipun kadang satu sisi hatiku ingin menariknya sejauh mungkin. Aku ingin memeluknya dan mengatakan bahwa aku terluka lebih dari yang pernah dia bayangkan. Aku membenci rasa yang dia jadikan sebagai perangkap bagi dirinya. Aku kecewa karena cintanya.

Aku menyayangi dia sepenuh hatiku, tapi aku kecewa, terluka dan menangis. Aku ingin dia kembali. Aku ingin dia mengakui kejujuran yang dia tutupi. Aku ingin dia menjadi keelokan mataku lagi. Aku ingin mampu membuatnya menyadari bahwa segala marah dan kecewa ini adalah harapan besar untuk kebaikannya.

Demi Tuhan, aku tak ingin melihat sahabatku mencintai seorang wanita.



There is no trap so deadly as the trap you set for yourself.
-Raymond Chandler-

Picture here

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Mereka yang Mampir

Translator

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Guess House

free counters

Popular

Clock

Meeting Room

About Me

Foto Saya
Asmara Nengke
Solo, Indonesia
Not too simple, just unique, extraordinary and limited-edition. Others' big words mean nothing to me.
Lihat profil lengkapku

Kanca-Kanca

Talk to Me

Up to Date