Sweetest Nightmare

Berani Bermimpi adalah Berani Mengambil Risiko dan Kesempatan

Karena Kau Tetap Berada di Sini


Pada awalnya aku tahu kau sibuk dengan lukamu. Sibuk mencari tahu bahwa ada hal yang mungkin masih bisa kau raih. Tidak sadarkah kau, tepat di sampingmu, ada malaikat yang tidak henti menemanimu. Bukan malaikat yang kuat dan perkasa, lebih nampak seperti peri kecil yang rapuh dan ringkih. Bukan peri yang mampu mendatangkan hujan, bukan peri yang bisa melukis pelangi, bukan peri yang sanggup terbang jauh, hanya peri kecil yang siap untuk selalu berada di sampingmu. Bersedia menjadi tungku saat kau kedinginan dan bersedia menjadi lilin saat kau butuh cahaya.

Kamu sebenarnya merasa atau tidak? Atau ini hanya rasaku yang bertepuk sebelah tangan? Atau aku terlalu berharap banyak? Atau memang aku salah kira sejak awal?

Sebenarnya aku tidak lagi tahu kenapa aku berjalan sampai sejauh ini untuk mencapaimu. Beriring denganmu, berjalan di samping bayanganmu, menjadi bagian dari alasanmu tersenyum. Tidak pernah ragu kalau kau akan tidak jujur. Hanya ada percaya, percaya, dan percaya. Karena aku percaya kita punya rasa yang sama. Selebihnya, kuharap takdir berbicara seperti asaku.

Terima kasih karena tetap berada di sini.

Memang aku tidak pernah mendapati sosok nyatamu di antara irisan bola mataku, tapi kau ada di sini. Berdiri di sudut yang sama, berdiam di ceruk yang sama. Belum ada yang berlalu bahkan setipis helai rambut.

Terima kasih karena tetap berada di sini.

Memang bukan berbagi rasa sepanjang usia, tapi cukup menyentuh hati lewat seutas tali mimpi. Berjabat erat dalam pusaran beliung yang kadang menelikung di antara debar dan samar.

Terima kasih karena tetap berada di sini.

Meski bukan untuk kujalani hingga akhir hayat, tapi kuresapi hingga kubangkit lagi. Cukup kusanjung dalam lebam yang membiru kaku. Keyakinan yang masih sama, bahwa aku menyimpan semua indahmu, indah kita, dalam pesona karya seni buatan Sang Mahadaya Cinta.

Kau mengerti apa yang sungguh tidak kuucap di hadapanmu. Kau telah membaca rasa yang kusalurkan lewat setiap hembusan napasku, lewat darah yang mengalir di sekujur tubuhku. Aku membiarkanmu hidup dalam kotak hatiku, pun kuharap engkau begitu. Aku menyimpan setiap lekuk pesonamu yang tertanam di mataku, pun kuharap engkau begitu. Dan kusyukuri keberadaanmu dalam hidupku, karena kau telah terendap sedalam-dalamnya tanpa terselam.

Terima kasih karena tetap berada di sini....dalam hatiku.

I owe this picture here!
Don't tell me the moon is shining; 
show me the glint of light on broken glass.  
~Anton Chekhov~

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Mereka yang Mampir

Translator

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Guess House

free counters

Popular

Clock

Meeting Room

About Me

Foto Saya
Asmara Nengke
Solo, Indonesia
Not too simple, just unique, extraordinary and limited-edition. Others' big words mean nothing to me.
Lihat profil lengkapku

Kanca-Kanca

Talk to Me

Up to Date