Sweetest Nightmare

Berani Bermimpi adalah Berani Mengambil Risiko dan Kesempatan

You: A Lost Message


Kenapa hari ini? Mungkin begitu tanyamu. Maka aku katakan bahwa aku tak pernah tahu. Aku hanya ingin mengungkapkan apa yang sedang kurasa. Tentang awan yang akhirnya berakhir menjadi hujan, di langi yang kupandang.

Andai kau tanya apakah ini rindu. Jika menurutmu begitu, anggap saja benar.
Andai kau tanya apakah ini marah. Jika menurutmu begitu, anggap saja iya.
Andai kau tanya apakah ini sayang. Jika menurutmu begitu, anggap saja semaumu.
Andai kau tanya apakah ini kesal. Jika menurutmu begitu, anggap saja demikian.

Aku hanya membayangkan saat-saat aku melihat duniamu dari mata batinku. Mengawasi dengan cemas. Menatap dengan haru. Mengharap dengan rindu. Dan semua rasa di masa itu. Aku hanya kembali merasainya.  Meski hanya sejengkal.

Merasakan perhatian yang utuh saat menggenggam tanganku. Merasakan perlindungan penuh saat merangkul bahuku. Merasakan dunia yang hangat saat melihatnya tertawa. Merasakan aroma surga yang menguar dari nafasmu yang menyentuh tiap inchi kulitku. Dan merasakan seperti bidadari hanya karena sebuah pesan singkat.

Semua sudah usai. Tanpa sisa. Tanpa kata. Hanya ada gumpalan rasa yang tidak pernah terpedulikan (lagi). Hanya ada aku dengan segala pikiran yang tak akan mereka mengerti mengapa aku begini.

Tak perlu ada tangis dan air mata lagi. Semua telah mengering. Sepertinya keringnya rasa itu untukku. Dan aku akan perlahan memahami bahwa aku tak lebih berharga apa yang telah dipilih hari itu hingga hari ini.

Jika sempat tulisan ini terbaca, maka akan kukatakan dengan jujur bahwa aku mencoba untuk jujur. Sekian waktu aku berpura-pura baik-baik saja, padahal aku menyembunyikan rasa yang tidak dapat kuejawantah dalam ribuan kalimat bahkan dalam satu novel atau drama. Kepura-puraanku adalah bentuk terbaik yang kupunya untuk tetap melihat senyum yang sesungguhnya sangat menyayat.Bukan untuk siapa pun, hanya untuk diriku yang terlalu sakit ketika kusadari aku tak lagi punya impian.

Maka jangan berlagak mengerti aku karena tak ada yang kusampaikan tentang semua rasaku meski dalam ke-nyinyir-an yang dirasa oleh mereka.

You never really understand a person
until you consider things from his point of view
Until you climb inside of his skin and walk around in it.
-Harper Lee


Picture here

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Mereka yang Mampir

Translator

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Guess House

free counters

Popular

Clock

Meeting Room

About Me

Foto Saya
Asmara Nengke
Solo, Indonesia
Not too simple, just unique, extraordinary and limited-edition. Others' big words mean nothing to me.
Lihat profil lengkapku

Kanca-Kanca

Talk to Me

Up to Date