Aku
benci mengakui. Aku ingin berlari saja dan tidak perlu melihatmu lagi.
Tapi
aku memang merasakan. Ternyata begini rasanya merindu. Dulu sudah pernah rindu,
tapi kali ini berbeda. Berbeda karena aku merindukanmu.
Hingga
aku ingin sekali kamu menyapaku lewat pesan dengan satu kata sapaan. Tidak perlu
menanyakan kabar. Tidak usah memberi kabar. Tidak usah berbunga-bunga. Cukup satu
kata saja.
Bukan
karena aku kecanduan, tapi aku penasaran. Bukan karena aku mengenalmu, tapi
karena kau masih abstrak. Bisa kau bayangkan bagaimana rasanya merindukan sosok
abstrak?! Sosok yang tidak pernah sekali pun terlihat, namun tiba-tiba
menumbuhkan rindu yang mengharukan. Menyesakkan. Begitu rasanya.
Aku
ingin bersabar, ingin menanti. Tapi mau sampai kapan. *sigh* Apa kau bisa
menjamin akan menjadi milikku? Sedangkan aku ingin diakui. Mendengar pengakuanmu.
Dan aku mengakui bahwa aku merindukanmu. Aku benar-benar merindukanmu.
Sudahlah.
Sepertinya sementara begini dulu. Jangan mengatakan apa pun karena rindu ini
makin menyesakkan. Biar kurasakan sendiri tanpamu. Semoga kujumpai sosokmu di
sisa perjalanan yang tak lagi panjang.
Happiness always looks small
while you hold it in your hands,
but let it go, and
you learn at once how big and precious it
is.
- Maxim
Gorky
Picture here |
0 comments:
Posting Komentar