Maafkan kami
mengabaikanmu.
Kau masih ingat tidak
ketika semua orang menganggap kita bisa jadi pasangan. Karena apa? You are the youngest
boy, and I’m the youngest girl. Kita hanya tertawa. Tersenyum-senyum sambil
menunggu waktu yang tepat untuk mengungkap fakta pada mereka. Mereka harus tahu
apa yang sebenarnya terjadi. Suatu hari, pastinya! Tapi kita sok misterius.
Maka hari itu datang.
Hari di mana kau minta aku mengerjakan semua tugas kita, karena kau sedang
sibuk. Jujur, pada saat itu aku tak mengerti alasan sibuk yang kau ucap. Sampai
akhirnya aku pura-pura bertanya tentang apa saja yang sudah kau kerjakan. Dan satu
nama tempat terlontar begitu saja. Ahaaaa…aku paham! Baiklah mengerjakan
tugasmu kuambil-alih sementara ini.
Hari itu tiba! Kau mengucap
janji sehidup semati di depan penghulu. Aku bahagia! Sumpah, aku bersyukur
karena hari itu tiba. Tapi aku ternyata masih harus menjelaskan pada mereka
semua bahwa kedekatan kita adalah karena kau perlu aku untuk merahasiakan hari
bahagiamu sebelum tiba waktunya. Kita tim hebat! Mereka terkecoh, meski mereka
berpikir aku patah hati.
Hahaha…lelucon yang
sangat lucu di penghujung tahun itu.
Kenangan yang indah
dan penuh tawa.
Tapi kini semuanya
telah berubah.
Seharusnya aku ada
bersamamu di saat kau sedang terluka. Aku tahu kau memerlukan aku untuk
meringankan luka batinmu. Luka atas baktimu sebagai anak.
Sudah kukatakan pada
mereka, aku merasakan kejanggalan padamu. Meski belum lama aku mengenalmu, aku tetap
mampu merasakan ketidak-seimbangan dalam tawamu dengan rasa di hatimu. Sebagai sahabatmu,
aku seharusnya bisa menjadi pendengar baik bagimu. Tapi maaf, aku mengabaikan feeling bahwa kau sedang membutuhkanku.
Maafkan aku, sahabat.
Aku terlalu sibuk dengan urusanku, dengan hedonism-ku.
Aku dan beberapa
teman, akan mencoba membantumu. Kami ingin melihatmu seperti dulu. Orang yang
optimis, penuh semangat, dan selalu ringan hati. Percayalah, kamu tak sendiri! Kau
akan memeluknya seperti dulu. Cintamu akan kembali padamu, di tempat yang sudah
seharusnya dia berada. Kau pun akan kembali merengkuh cinta orang tuamu.
Jangan bersedih,
Allah bersama orang yang sabar!
Kami berdoa bersamamu, berharap kebaikan
terlimpah padamu.I borrow this pic, here! |
0 comments:
Posting Komentar