Saya sebenarnya tidak
suka menggunakan PMS sebagai alasan. Tapi, apa mau dikata.. Hehehe.
Kalau melihat cewek
jadi aneh, apalagi sensititif nggak jelas, itu bisa jadi pertanda dia sedang
PMS. It happened to me too! Beberapa
hari terakhir jadi suka mewek nggak jelas, jadi suka merasa terabai (padahal
memang diabaikan), jadi suka kesal, dan ternyata hari 'itu' datang juga.
Walau sejak dulu
selalu mencoba berpikir kalau PMS bisa diatasi dengan hal lain, toh pada
akhirnya saya sering kalah juga dan berkata "Mungkin ini efek PMS."
Seminggu terakhir,
saya dibuat kesal dengan gosip yang beredar di tempat kerja. Dan (lagi-lagi)
bikin mewek nggak jelas. Mewek bukan karena gosipnya, tapi karena merasa nggak
mampu membuat diri sendiri merasa nyaman. Saya tidak suka cara mereka menatap
saya, tapi saya harus menahan diri untuk tidak berkata "Lu pulang aja
sendiri."
Baiklah... Baiklah...
Saya akan memilih diam dan pura-pura baik-baik saja di hadapan mereka.
Komentar seorang
sahabat saya, "Hobby amat jadi lilin. Padahal si Lilin nggak hobby jadi
Amat." Saya tahu dia bercanda sekaligus menasihati, tapi wajah yang dibuat
sok sinis itu membuat saya makin merasa kesal pada keadaan.
Lalu bagaimana dengan
sms yang dikirim oleh sekretaris pribadi itu?
Yup, saya terlalu kenal
dengan gaya sms seseorang. Jadi saya bisa langsung mengenali kalau sms itu
dikirim langsung oleh si empu-nya nomer atau menggunakan tangan orang lain.
Lalu saya tertawa
sambil nangis (ah, katakanlah saat itu PMS sedang pada puncaknya. Huuf...) Saya
bukan orang yang dengan mudahnya dibohongi hanya dengan 3 kalimat yang entah
ditulis oleh tangan siapa, padahal saya telah mengenal orang tersebut
bertahun-tahun. Membaca dan mengenal cara smsnya sudah seperti makan nasi tiap
hari. Kalau sampai ada orang lain yang menuliskan smsnya (sebut saja sekretaris
pribadi) maka mata dan hati saya tidak bisa dibohongi.
Ah, sudahlah, saya
memang sedang PMS ketika itu. Selebihnya, semoga saya tidak terlalu lama merasa
se-kecewa sekarang.
The
last...
Kepada atasan
yang terhormat,
Saya terlalu
pandai untuk ditanyai dengan berbagai hal semacam itu. Mungkin Anda lebih
berpengalaman, tapi saya jauh lebih dinamis untuk menangkap maksud di balik
semua pertanyaan itu. Terlepas dari jabatan Anda, saya salut dengan usaha
'menggali' info tentang saya. Maksud
Anda jelas bukan untuk memperjelas bahwa gosip
itu hanya sekedar gosip, tapi keinginan Anda untuk membuatnya terlihat nyata di
hadapan semua orang. Silakan berpikir dan berusaha semampu
Anda, tapi saya sudah sangat enggan menanggapinya. Anda telah berhasil membuat
saya tidak nyaman dengan segala keikut-campuran itu, selanjutnya saya akan
memilih diam.
It
was one of those humid days when the atmosphere gets confused.
Sitting
on the porch, you could feel it: the air wishing it was water.
-Jeffrey
Eugenides