Kau
tahu, tulisan ini untukmu.
Aku
juga tidak mengelak kalau aku memang sengaja menulis untukmu.
Aku
hanya ingin kamu benar-benar tahu kalau aku tidak ingin memaksamu memberi
perhatian atau apa pun lah namanya. Aku memang tidak berhak mendapatkannya. Dan
aku sudah mencoba untuk tahu diri bahwa kamu tidak akan mau membagi bahagiamu
denganku.
Setiap
kali mengirim pesan padamu, aku harus selalu meyakinkan diri bahwa jawabanmu
akan baik dan ramah. Tapi setiap kali itu juga aku merasa sangat kecewa. Pada
akhirnya aku memang hanya mampu menghela nafas dalam dan berkata dalam hati, “Kau
selalu baik-baik dan bahagia tanpa aku, selebihnya, aku bukan apa-apa.”
Aku
juga tahu kok kalau aku bukan putri apalagi malaikat. Saya hanya orang biasa
yang terlalu sayang kamu. iya, terlalu sayang. Sayang yang tidak pernah kamu
percayai. Sayang yang tidak cukup membuatmu bertahan bersamaku. Sayang yang hanya
membuatmu pergi jauh.
Kau
tahu kenapa aku diam dan tidak membalas pesanmu dan mengatakan bahwa aku sakit?
I guess you don’t!
Karena
aku tahu, tanggapanmu tidak akan seperti kamu sedang menanggapi orang yang
sakit. Ketika akhirnya kubilang “Aku sedang sakit” aku berharap setidaknya kamu
bisa bersikap sedikit lebih ramah padaku, nyatanya sama sekali tidak.
Aku
memang sudah seharusnya meninggalkanmu sejak kamu memilih menemaninya daripada pulang ke
pelukan ibumu. Aku seharusnya sudah tahu diri menghadapi pesan-pesanmu yang
bernada kesal dan jengkel tiap kali membalasku.
Kau
sudah cukup bahagia, malah sangat bahagia. Semua perhatian dan rasaku tidak
akan pernah punya arti bagimu. Semua perasaanku tidak akan pernah bisa kau
lihat dan masih akan selalu kau pertanyakan.
Bahagialah!
Itu hak-mu.
Tidak
akan pernah ada gunanya meski milyaran kali kukatakan ‘Aku sayang kamu’. Hanya
akan tertahan ribuan kilometer dari tempatmu berdiri dan tidak akan pernah kau
raih.
Picture here |
0 comments:
Posting Komentar