Beberapa hari ini udara sedang agak tak bersahabat, panas, tidak turun hujan. Kipas angin dalam kamar selalu kupasang dengan putaran sedang ketika aku berada di dalam kamar. Lumayan mengeringkan keringat yang membuat badan tak nyaman dan lengket.
Aku terbangun karena gelisah dan kepanasan. Tapi aku mendengar sesuatu yang yang amazing di luar sana. Suara hujan! Yup. Tidak deras tapi cukup menyejukkan.
Aku meraih ponselku, ingin menulis sesutau di quickoffice-nya. Setelah quickoffice terbuka aku malah jadi bingung mau menulis apa. Dan entah bagaimana, aku membuka folder images.
Aku kaget dengan apa yang sedang kulihat. Aku mendapati diriku sedang memandang foto aku dan dia. Sebegitu tidak-sadar-nya-kah aku? Foto yang sudah kulihat beberapa hari terakhir, masih saja belum bisa kuhapus.
Huft..
Yup.
Aku memang menulis berbagai hal nyinyir tentangnya, membuatnya khawatir dan getir, kadang pun aku menyindir dengan sangat satir.
But see! Look what I’ve done! I keep my mind to look-after the feeling inside.
Kalau memang aku membencinya, tidak mungkin sepagi ini aku merasakan haru sendu karena rindu.
Kalau memang aku menghapusnya, untuk apa masih selalu menulis tentang dia, tentang kami.
Kalau memang aku tak lagi peduli, kenapa harus ada perih melihatnya bersama orang lain.
Kalau memang aku baik-baik saja tanpa dia, untuk apa aku bertahan dalam penantian
I see you standing over there
You look around without a care
I pretend you notice me
I look in your eyes and what you see
What If -Colbie Caillat-
0 comments:
Posting Komentar