Kau membagi banyak hal dengannya. Cerita, warna, asa, noda, dosa, doa.
Putihmu, jinggamu, hijaumu, ungumu, merahmu, bahkan hitammu.
Cerita tentang segala rasa. Manis. Getir. Asam. Pahit.
Semua terbagi..mengalir, alami, bebas, indah, kadang keruh dan jenuh.
Dia yang melukiskan segala keindahan bersamamu. Pun kemarahan. Kesedihan.
Membuatmu pernah merasa rindu, marah, kecewa, sakit. Tapi cukupkah semua?
Tak cukupkah semua mengganti semua cerita yang telah mengalir?
Tak cukupkah semua itu memenuhi ruang hampa yang kau cipta dengan otakmu sendiri?
Ataukah masih perlu kebiruan yang lebih syahdu?
Memang tak selalu rapi dan wangi. Seringkali kacau dan racau.
Namun setelah terlewati, kenapa semua warna memudar bahkan perlahan sirna.
Mungkin memang pelangi tak selalu hadir selepas hujan.
Pelangi pernah tak muncul meski tanah telah basah oleh hujan.
Tapi masih dia bersandar di dinding kusam itu. Menunggu.
Berharap satu bintang menyapa. Membawamu serta.
The rain falls on my window
And a coldness runs through my soul
And the rain falls, oh the rain falls
I don’t want to be alone
I wish I that could photoshop all our bad memories
Because the flashbacks, oh the flashbacks
Won’t leave me alone
-Utada Hikaru-
0 comments:
Posting Komentar