Menangis itu pilihan.
Percayalah bahwa air
mata adalah hal yang sesungguhnya dipaksa keluar ketika seseorang memilih
menangis daripada memendam segala perasaannya dan menampakkan dengan cara lain.
Lalu apakah menangis adalah kesalahan? Tidak! Bukan! Menangis adalah sebuah
cara untuk mengungkapkan titik yang memenuhi dada. Menangis adalah sebuah cara
untuk menunjukkan pada dunia bahwa kekuatan tidak selamanya ditunjukkan dengan
senyum.
Menangis itu pilihan.
Bagaimana seseorang
akhirnya memilih untuk menumpahkan air mata yang merupakan ejawantah dari
segala kebaikan yang disimpan dalam hati. Tidak ada yang mampu memaksa untuk
menangis atau berhenti menangis. Orang tersebutlah yang telah memilih kapan ia
akan menangis dan kapan pula ia harus menghentikannya.
Dan aku masih memilih untuk tidak menangis ketika yang nampak di depan
mataku adalah kelemahanku sendiri. Aku memilih untuk membekukan segala air
mata, yang bisa saja kutumpahkan, dan kulemparkan dengan senyum yang sejujurnya
memang tidak jujur.
Merasakan sedang
menangis, membuat hati terasa lebih terluka. Seharusnya ada hal lain yang bisa
ditukar dengan air mata, namun jatuhnya air mata terkadang mampu meluruhkan
segala galau. Maka, biarkan pilihan untuk menangis menjadi pilihan yang dipilih
dan menjadi tepat bagi yang memilihnya.
Menangis. Pembuktian bahwa
hati masih pada tempat yang tepat, bahwa hati mampu merasakan ketidaksempurnaan
pada perjalanan yang ingin diraih. Bukan pula hati menjadi rapuh, tapi
pembasuhan terhadap hati yang mungkin sedang dipenuhi lelah dalam melalui harunya
hari.
Jika aku tanpa air mata bukan berarti aku tanpa hati. Aku sedang memilih
untuk membiarkan hatiku belajar lebih kuat dari sebelumnya. Aku pun belajar
untuk semakin kuat dan siap menjalani hariku.
If I adore someone doesn’t mean I can’t live without.
Pict from here! |
0 comments:
Posting Komentar