Aku tidak ingin melupakanmu.
Aku tidak mampu.
Adakah alasan terbaik yang
menjadikanmu tidak penting dalam hidupku?
Tidak!
Bukankah semua tanya hanya
akan menjadikan namamu sebagai jawabnya?
Membuat semua tanyaku hanya
tertahan di lidah.
Memaksa semua rasaku
memenuhi dada hingga sesak.
Aku masih ingin memilikimu.
Tak tergantikan. Tak terbagi.
Aku ingin berangan. Berharap.
Bermimpi.
Maka mencintaimu adalah
harapanku –meski dalam bahagia mencintai ada luka yang tercipta dari
perpisahan.
Aku perlu waktu untuk
mengerti.
Mungkin seumur hidup.
Aku masih ingin bersamamu.
Membangun cita-cita setinggi
awan.
Aku pun ingin kau merasa
yang sama. Seperti aku menerimamu tanpa kecuali.
Kenangan bersamamu tersimpan
selamanya.
Tak tergantikan. Tak terlupakan.
Jangan memintaku
melupakanmu.
Karena mengurangi cinta ini
sedikit saja terasa sangat sulit bagiku.
Seharusnya kamu tahu,
seperti apa aku mencintaimu.
Cinta yang tidak pernah
menghadirkan rasa jenuh dan kata lelah.
Pada akhirnya, aku memang
mencintaimu. Aku hanya ingin kau melakukan hal yang sama kepadaku.
Dia punya janji, mencintaimu saat ini.
Aku punya hati, mencintaimu sampai mati.
-Robin Wijaya (Reason)
Picture here |
0 comments:
Posting Komentar