Ada
hiburan yang bikin saya ngakak dan sekaligus merasa kasihan. Hiburan karena
saya tahu kalau tweet itu sindiran buat saya. Kasihan karena saya tahu ada
orang yang mengira kalau saya menulis tentang kisah lama saya.
Saya
benar-benar tertawa geli membaca tweet itu. Ternyata masih saja tulisan-tulisan
saya dianggap menulis tentang dia yang amat sangat jauh di sana. Tentang orang
yang entah sekarang ada di mana, orang yang tidak pernah lagi terlintas dalam
otak dan hati saya. Tapi masih ada saja dianggap saya menulis tentangnya.
Saya
memata-matai tweet seseorang? Hahaha... Yang benar saja?
Di
twitter itu pastinya akan dengan sangat mudah baca tweet seseorang yang masuk
ke TL kita. Tapi kalau blog, hanya bisa dibaca kalau seseorang menuju ke alamat
web blog tersebut. So, kesimpulannya adalah bukan saya yang memata-matai.
Saya
sudah membuang semuanya. Semua rasa. Rindu. Benci. Masih kurang? Saya sudah
pernah kehilangan akal. Saya sudah pernah kehilangan nyawa. Masih kurang lagi? Ah,
kalian serakah banget. Kalian saja deh yang coba jadi saya jaman dahulu itu. Hehehe...
Saya sekarang sudah hidup aman, damai, tentram, sejahtera, bahagia.
Kalau
pun saya sekarang galau, bukan karena masalah masa lalu itu. Bukan. Saya juga
tidak marah dengan masa lalu saya sampai nggak bisa mencintai masa kini saya.
Hahaha...
Ini kok malah saya jadi nyinyir.
Sudahlah...
Saya tidak peduli lagi kok apa kata mereka di luar sana. Mereka tidak pernah
tahu apa yang sedang terjadi pada saya dulu atau pun sekarang. Biar saja mereka
menyinyiri saya sesuka hati. Cukup saya tersenyum dan mengucap selamat
menikmati hidup.
Hidup adalah
keindahan,
menurut pendapatku
Picture here |
0 comments:
Posting Komentar