Saya menerima sebuah SMS dari atasan saya yang dulu. Sebenarnya hanya menanyakan apakah sekolah saya sudah selesai apa belum. Dan menanyakan kabar, yang saya tahu pasti basa-basi belaka.
Hehehe...
Sejujurnya saya menghargai SMS yang beliau kirim untuk saya. Saya tahu bahwa beliau (sebagai pemilik) mengharap saya bisa kembali ke tempat itu lagi. Sudah ada dua rekan lama meminta saya untuk kembali. Tentu saja mereka mengatakan dengan jujur bahwa mereka diminta ‘Pak Boss’ untuk menarik saya masuk lagi. Saya yakin, mereka tahu kalau jawaban saya sudah pasti ‘tidak bisa’ (lebih tepatnya ‘tidak mau’) kembali lagi.
Tidak bisa dipungkiri bahwa tidak ada orang yang bisa (lebih tepatnya tidak mau) kerja sekeras (tim) saya. Dan yang saat ini yang bertahan untuk kerja sekeras dulu tinggal satu orang. Dia pun sebenarnya sudah tidak tahan untuk segera meninggalkan tempat itu.
Saya sendiri mungkin bisa saja masuk lagi atas permintaan ‘Pak Boss’, tapi ‘Bu Boss’ yang membuat saya mantap untuk never look back. Dalam hatinya ‘Bu Boss’ itu sebenarnya butuh tenaga dan pikiran saya, tapi beliau jual mahal amit-amit. Permasalahan pertama yang saya buat adalah karena saya minta ijin untuk mendaftar tes di sebuah departemen milik negara, selebihnya setelah itu semua perlakuan saya salah di mata beliau.
Dari hati saya yang paling dalam, saya mohon maaf karena saya tidak bisa kembali ke sana. Saya sudah mengabdikan 2 tahun saya untuk ikut membangunnya menjadi sebesar sekarang. Kini saatnya saya membantu instansi lain yang lebih perlu tenaga dan pikiran saya. Tentu saja instansi yang lebih menghargai apa yang saya hasilkan, bukan hanya karena mereka mampu menggaji saya.
Keputusan saya sudah final . Terima kasih dan maaf.
I owe this picture, here! |
Life is the sum of all your choices.
~Albert Camus~
0 comments:
Posting Komentar